2010/05/31

EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DAN MINYAK BIJIAN

ACARA I

EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DAN MINYAK BIJIAN

Oleh Anggi Bitho Lokmanto

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

A. TUJUAN

Tujuan praktikum Acara I Ekstraksi Minyak Kelapa dan Minyak Bijian ini adalah :

1. Mengetahui randemen dari ekstraksi minyak kelapa, minyak kacang tanah, lemak ayam, dan lemak sapi.

2. Membandingkan randemen minyak dan lemak dari ekstraksi.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Bahan

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Republik Rakyat Cina dan India merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.

Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. Selain dipanen biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk makanan ternak atau merupakan pupuk hijau (Wikipedia, 2010).

Minyak kacang tanah mengandung 76-82 persen asam lemak tidak jenuh, yang terdiri dari 40-45 persen asam oleat dan 30-35 persen asam linoleat. Asam lemak jenuh sebagian besar terdiri dari asam palmitat, sedangkan kadar asam miristat sekitar 5 persen. Kandungan asam linoleat yang tinggi akan menurunkan kestabilan minyak. Kestabilan minyak akan bertambah dengan cara hidrogenasi atau dengan penambahan antioksidan. Dalam minyak kacang tanah terdapat persenyawaan tokoferol yang merupakan antioksidan alami dan efektif dalam menghambat proses oksidasi minyak kacang tanah (Ketaren, 1986).

Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan (Wikipedia, 2010).

Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri, atau sebagai minyak goreng. Untuk industri kecil yang terbatas kemampuan permodalannya, disarankan mengekstrak minyak dari daging buah kelapa segar. Cara ini mudah dilakukan dan tidak banyak memerlukan biaya. Kelemahannya adalah lebih rendahnya rendemen yang diperoleh. Santan kelapa merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya dengan minyak dengan bagian yang miskin dengan minyak. Bagian yang kaya dengan minyak disebut sebagai krim, dan bagian yang miskin dengan minyak disebut dengan skim. Krim lebih ringan dibanding skim, karena itu krim berada pada bagian atas, dan skim pada bagian bawah (Tarwiyah, 2001).

Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan iod, maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5 (Ketaren, 1986).

Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ}. Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (pericarp) dan inti (kernel). Serabut buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar atau kulit buah yang diseb but pericarp, lapisan sebelah dalam disebut mesocarp atau pulp dan lapisan paling dalam disebut endocarp. Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm dan embrio. Mesocarp mengandung kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel) mengandung minyak sebesar 44%, dan endocarp tidak mengandung minyak. Minyak kelapa sawit seperti umumnya minyak nabati lainnya adalah merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan nontrigliserida (Nurhida, 2004).

Minyak kelapa dapat diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra. Proses untuk membuat minyak kelapa dari daging buah kelapa segar dikenal dengan proses basah (wet process), karena pada proses ini ditambahkan air untuk mengekstraksi minyak. Sedangkan pembuatan minyak kelapa dengan bahan baku kopra dikenal dengan proses kering (dry process). Pada waktu daging buah kelapa diparut, sel- selnya akan rusak dan isi sel dengan mudah dikeluarkan dalam wujud emulsi berwarna putih yang dikenal dengan santan. Santan demikian mengandung minyak sebanyak 50 %. Santan merupakan emulsi minyak di dalam air yang agak stabil. Emulsifikasinya kadang-kadang bersama-sama protein dan karbohidrat. Sisa minyak yang lain dapat diperoleh dengan penambahan air dan pemerasan kedua dan ketiga. Komposisi kimia daging buah kelapa adalah sebagai berikut: air (50 %), minyak (34 %), Abu (2,2 %), serat (3 %), protein (3,5 %), karbohidrat (7,3 %) (Suhardiyono, 1988).

Lemak ayam adalah lemak yang diperoleh dari proses rendering dan pengolahan ayam. Sumber senyawa hewani ini, lemak ayam mengandung asam linoleat tinggi dan sebuah asam lemak omega-6 yang menguntungkan. Kadar asam linoleat adalah antara 17,9% dan 22,8%. Hal ini sering digunakan dalam makanan hewan peliharaan, dan juga telah digunakan dalam produksi biodiesel. Lemak ayam adalah salah satu dari dua jenis lemak hewan yang disebut sebagai Schmaltz (Anonim, 2010).

Minyak sapi dikelaskan sebagai lemak dari lembu (sapi) yang bersifat lebih jernih atau cair atau didalam bahasa Inggeris dikenali clarified butter. Minyak sapi dipercayai bermula dibuat dari India, yang digunakan sebagai bahan tambahan makanan atau bahan perisa makanan untuk masakan orang India dan juga orang Mesir. Minyak sapi dibuat dari perenehan mentega tanpa garam, dimana ia diletakkan dalam periuk sehingga kesemua air telah habis direbus dan sehingga protin mendap atau mendak ke bawah. Kemudian, cecair lemak susu dicedok pelahan-pelahan tanpa menggangu mendakkan susu yang berada dibawah. Tidak seperti mentega, minyak sapi mampu bertahan lama untuk simpanan walaupun tidak diletakkan didalam peti sejuk. Namun, ia perlu diletakkan dalam simpanan yang kedap udara sebagai mengelakkan dari pengoksidaan dan dapat kekalkan kelembapannya (Wikipedia, 2010).

2. Tinjauan Teori

Lemak diklasifikasikan berdasarkan panjang rantai karbon yang dimilikinya, ada rantai pendek; sedang; dan panjang. Hampir dua pertiga dari kandungan minyak kelapa merupakan asam lemak yang berantai karbon sedang. Hampir 50% dan asam lemak yang terkandung dalam minyak kelapa adalah golongan lauric acid, yang mana akan dikonversikan oleh tubuh menjadi monolaurin fatty acid. Lauric acid dapat menghancurkan selaput lemak yang dimiliki oleh beberapa jasad renik seperti bakteri, ragi dan selaput pembungkus virus ia juga dapat menghancurkan selaput pembungkus virus seperti virus HIV, campak, herpes simplex virus (HSV-l), influensa dan cytomegalovirus (CMV) (Setiabudi, 2004).

Proses yang digunakan dalam ekstraksi minyak dari biji-bijian ada tiga macam. Pemerasan dalam jumlah besar menggunakan pengumpil (lever), baji, sekrup, penggilas hidrolik dan sebagaianya untuk memeras minyak dari bahan dalam kantong, keranjang kawat, dan sebagainya. Pemerasan yang bersinambung biasanya dikerjakan dengan alat pemeras yang berbentuk sekrup, dan pemisahan dengan pusaran telah digunakan untuk memisahkan minyak palem. Efisiensi ekstraksi tergantung pada jenis biji, kadar air, pemasakan, besarnya tekanan yang dipergunakan, tekanan maksimum, waktu pengeringan, suhu, dan kepekatan minyak (Buckle, 1987).

Rendering merupakan suatau cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal uang spesifik, yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di dalamnya (Ketaren, 1986).

Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari minyak biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar tinggi (30-70%). Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan, penggilingan, serta tempering atau pemasakan (Ketaren, 1986).

Metode ekstraksi secara osmotik dilakukan dengan menggunakan dua jenis pelarut yaitu, pelarut NaOH dan HCl. Hasil penelitian menunjukkan pelarut NaOH tidak dapat digunakan sebagai pelarut karena ekstrak minyak yang diperoleh membentuk koloid sehingga menyulitkan proses pemurnian minyak alga. Sistem koloid terbentuk akibat ikut terekstraknya protein bersama minyak dan akhirnya rusak dalam suasana basa (Na+) (Yosta, Elfera, 2004).

C. METODOLOGI

1. Alat

a) Penggilingan

b) Press

c) Wajan

d) Kompor

e) Gelas ukur

f) Timbangan

2. Bahan

a) Kelapa

b) Kacang tanah

c) Lemak ayam

d) Lemak sapi

e) Kain saring

f) Air

3. Cara Kerja

a) Ekstraksi Minyak Kelapa

b) Ekstraksi Minyak Kacang

c) Ekstraksi Lemak Ayam

d) Ekstraksi Lemak Sapi

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.1 Randemen Minyak dan Lemak dari Ekstraksi Lemak Minyak

Kel

Sampel

Randemen (%)

Rata-rata (%)

1

Minyak Kelapa

5,508

5,814

5

6,120

2

Minyak Kacang Tanah

9,141

8,991

6

8,840

3

Lemak Ayam

26,880

24,864

7

22,848

4

Lemak Sapi

73.030

76.99

8

80.950

Sumber: Laporan Sementara

Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung lemak atau minyak (Ketaren, 1986). Pada praktikum acara Ekstraksi Minyak kali ini ada beberapa metode yang digunakan dalam mengekstrak minyak dari bahan hasil pertanian. Ada dua metode yang digunakan dalam praktikum kali ini, diantaranya yaitu metode ekstraksi minyak secara basah dengan pemanasan, ekstraksi minyak secara kering dengan pengempaan. Pada praktikum kali ini, bahan yang digunakan sebagai sampel adalah kelapa, kacang tanah, lemak ayam, dan lemak sapi yang akan diekstrak minyak atau lemaknya.

Pada ekstraksi minyak secara basah pada minyak kelapa prinsip yang digunakan dalam metode ini yaitu santan yang telah dihasilkan kemudian dipanaskan sehingga air yang terkandung dalam santan teruapkan sehingga minyak dihasilkan beserta ampas yang disebut blondo. Kemudian blondo dan minyak dipisahkan dengan kain saring. Randemen yang didapat pada minyak kelapa pada ulangan pertama yang dilakukan kelompok 1 adalah 5,508% dan pada ulangan kedua yang dilakukan oleh kelompok 5 sebesar 6,120%, sehingga diperoleh rata-rata randemen untuk ekstraksi minyak kelapa sebesar 5,814%. Untuk kelompok 5 yang menggunakan sampel minyak kelapa, dalam proses ektraksi minyak secara basah didapatkan jumlah minyak yang dihasilkan adalah 100 ml dari berat kelapa parut seberat 1500 gr. Sedangkan berat jenis minyak kelapa yaitu 0,918 gr/ml. Sehingga didapatkan randemen minyak kelapa sebanyak 6,12 %.

Metode ekstraksi kering pada kacang tanah dengan pengempaan pada dasarnya hanya mengekstrak kandungan minyak yang ada didalamnya. Namun untuk mengekstrak kandungan minyak kacang tanah, sebelumnya ukuran kacang tanah dikecilkan terlebih dahulu dengan maksud agar kacang tanah terpecah dan kandungan minyak yang ada lebih mudah dilepaskan. Untuk ektraksi minyak pada kacang tanah dilakukan oleh kelompok 2 dan 6. Data perolehan randemen minyak pada kacang tanah yang dihasilkan oleh kelompok 2 dan 6 masing-masing 9,141% dan 8,84%. Sehingga didapat rata-rata randemen minyak kacang tanah sebesar 8,991%. Selisih antar ulangan pertama dengan kedua disebabkan karena pada waktu pengepresan pada ulangan yang kedua kurang begitu kuat, sehingga minyak yang dihasilkan pada ulangan kedua tidak sebanyak pada ulangan pertama.

Untuk ekstraksi minyak ayam dan minyak sapi, dilakukan dengan pemanasan kulit ayam dan gajih sapi hingga kering. Sehingga minyak dapat terektrak secara sempurna. Untuk ekstraksi minyak ayam dilakukan oleh kelompok 3 dan 7 dengan hasil randemen minyak daging ayam sebesar masing-masing 26,880% dan 22,848% sehingga didapat rata-rata randemen lemak atau minya pada sampel daging ayam sebesar 24,864%.

Untuk ektraksi lemak atau minyak pada daging sapi dikerjakan oleh kelompok 4 dan 8 dan didapatkan randemen minyaknya berturut turut adalah 73.030% dan 80.950% , sehingga rata-rata randemen minyak atau lemak sapinya sebesar 76.99%.

Dari data yang telah diuraikan tersebut, maka sampel dari daging sapi memiliki randemen minyak tertinggi yaitu sebesar 76.99%, kemudian diikuti oleh randemen minyak ayam sebesar 24,864%, minyak kacang tanah sebesar 8,991% dan minyak kelapa sebesar 5,814%.

E. KESIMPULAN

Dari praktikum acara ektraksi minyak kelapa dan minyak biji-bijian dapat diambil kesimpulan:

1. Bahan yang digunakan sebagai sampel adalah kelapa, kacang tanah, lemak ayam, dan lemak sapi yang akan diekstrak minyak atau lemaknya

2. Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini, diantaranya yaitu metode ekstraksi minyak secara basah dengan pemanasan, ekstraksi minyak secara kering dengan pengempaan

3. Randemen yang didapat pada minyak kelapa yang dilakukan kelompok 1 adalah 5,508% dan yang dilakukan oleh kelompok 5 sebesar 6,120%, sehingga diperoleh rata-rata randemen untuk ekstraksi minyak kelapa sebesar 5,814%.

4. Randemen minyak pada kacang tanah yang dihasilkan oleh kelompok 2 dan 6 masing-masing 9,141% dan 8,84%. Sehingga didapat rata-rata randemen minyak kacang tanah sebesar 8,991%

5. Untuk ekstraksi minyak ayam dilakukan oleh kelompok 3 dan 7 dengan hasil randemen minyak daging ayam sebesar masing-masing 26,880% dan 22,848% sehingga didapat rata-rata randemen lemak atau minya pada sampel daging ayam sebesar 24,864%.

6. Untuk ektraksi lemak atau minyak pada daging sapi dikerjakan oleh kelompok 4 dan 8 dan didapatkan randemen minyaknya berturut turut adalah 73.030% dan 80.950% , sehingga rata-rata randemen minyak atau lemak sapinya sebesar 76.99%.

7. Randemen minyak tertinggi yaitu sebesar 76.99% pada minyak sapi, kemudian diikuti oleh randemen minyak ayam sebesar 24,864%, minyak kacang tanah sebesar 8,991% dan minyak kelapa sebesar 5,814%.


DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2010. http:// digilib.its.ac.id/ public/ ITS - Undergraduate-8309 -1402100009 - bab1.pdf. Diakses tanggal 28 April 2010

Anonimb. 2010. http://en.wikipedia.org/wiki/Chicken_fat. Diakses tanggal 28 April 2010

Anonimc. 2010. http//www.Wikipedia.kacang tanah. Diakses tanggal 28 April 2010

Anonimd. 2010. http//www. Wikipedia.kelapa. Diakses tanggal 28 April 2010

Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press. Jakarta.

Ketaren, S. 1986. Minyak Dan Lemak Pangan. UI-Press. Jakarta.

Nurhida. 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Sumatra Utara

Suhardiyono, L. 1994. Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya.

Kanisius. Yogyakarta.

Tarwiyah, Kemal. 2001. Minyak Kelapa. Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat.

Yosta, Elfera, Danang harimurti dan Rachmaniah. Ekstraksi Minyak Alga dari Spirulina Sp. Wacana Baru Bahan Baku Alternatif pada Proses Pembuatan Biodiesel. Laboratorium Biomassa dan Energi, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya – 60111



1 komentar: